Sabtu, 10 Mei 2008

Al Qur'an Berbicara



1. Al-Qur’an Merupakan Obat dan Rahmat

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. 17:82)

2. Al-Qur’an adalah Petunjuk dan Cahaya.

“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhoan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”. (QS. 5:16)

3. Al-Qur’an Merupakan Kabar Gembira bagi Orang-Orang Beriman, bahwa Mereka Memperoleh Pahala yang Besar.

“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. (QS. 17:9)

4. Al-Qur’an Merupakan Hikmah yang Amat Agung.

“Demikianlah (kisah ‘Isa), Kami membacakannya kepada kamu sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Al-Qur’an yang penuh hikmah”. (QS. 3:5 8)

5. Al-Qur’an Merupakan Peringatan dan Pelajaran.

“Maka beri peringatanlah dengan Al-Qur’an orang yang takut kepada anca-man-Ku”. (QS. 50:45)
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. 10:57)

6. Al-Qur’an adalah Ruh dan Kehidupan

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh/wahyu (Al-Qur’an) dengan perintah Kami”.

7. Al-Qur’an Merupakan Samudra Ilmu Pengetahuan dan Penjelasan

“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu apapun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Rabblah mereka dihimpunkan”. (QS. 6:3 8)

“Dan sesungguhnya Kami telah meng-ulang-ulangi bagi manusia dalam Al-Qur’an ini bermacam-macam perumpa-maan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.” (QS. 18:54)
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. 16:89)

8. Allah Telah Bersumpah dengan Al-Qur’an dan Menyifatinya dengan Kemuliaan.

“Qaaf Demi Al-Qur’an yang sangat mulia”. (QS. 50:1)
Selanjutnya Allah memerintahkan hambaNya untuk mempelajari Al-Qur’an, dan Dia menyifati orang yang tidak mau mempelajari Al-Qur’an sebagai orang yang gelap hatinya dan buta nuraninya.
“Maka apakah mereka tidak memper-hatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci” (QS. 47:24)
Apa yang telah disebutkan di atas merupakan penjelasan tentang betapa agung dan mulianya keberadaan Al-Qur’an, serta besarnya keutamaan orang yang menaruh perhatian terha-dapnya, baik itu dengan membaca, menghafal, mempelajari, memahami serta mengamalkan serta mengajar-kannya.

Rabu, 09 April 2008

Islam bersinar di Jerman


Penodaan dan penistaan terhadap Islam terjadi di banyak negara di Barat. Tak terkecuali di Jerman. Penodaan dalam beragam bentuk dan cara, terbaru adalah drama “ayat-ayat setan”. Sebagaimana yang lain, drama ini juga menebar kebencian dan penodaan terhadap Islam.

Namun, pada waktu yang bersamaan justeru banyak warga negara Jerman yang masuk Islam, berbondong-bondong, dari hari ke hari.

Pekan lalu menjadi saksi, seorang Penulis sekaligus Wartawan kelahiran asli Jerman bernama Hendrik Bruder (61 th), yang sebelum-sebelumnya terkenal memojokkan Islam dan umatnya, masuk Islam. Masuk Islamnya dia boleh dibilang mendadak…. Dia berkomentar : “Dengarlah, saya telah memeluk Islam.”

Setelah terjadi pergolakan bantin yang hebat selama bertahun-tahun, karena interaksi dan diskusi intens yang ia lakukan dengan seorang Iman Masjid Ridha di Nicola.

Statemen ia setelah masuk Islam, “Saya tidak meninggalkan agama, saya justeru kembali pada hakekat agama yang benar, yaitu Islam. Karena Islam agama fitrah, semua anak manusia dilahirkan dalam kondisi demikian.” pungkasnya.

Qur'an bersinar di Belanda


Meskipun genderang perang terhadap kesucian Islam ditabuh secara meluas di negara-negara Eropa, baik secara personal, maupun lembaga, terutama terhadap kesucian Al Qur’an, yang terbaru adalah film “Fitna” di Belanda. Namun penodaan itu tidak berpengaruh terhadap orang-orang di Barat untuk membaca dan menela’ah Al Qur’an. Al Qur’an tetap menjadi buku terlaris di Eropa.

Surat Kabar di Belanda “De Telegraaf” menyatakan bahwa penggunaan mushhaf Al Qur’an Elektronik meningkat tajam, sebagai bukti perhatian mereka terhadap Kitab Suci umat Islam. Mereka juga menolak penodaan terhadap Islam dan umatnya.

Lebih lagi setelah diadakannya kegiatan dialog terbuka bersama para pemikir, pegiat media massa di Belanda. Dialog itu menegaskan bahwa “Al Qur’an adalah Kitab ibadah dan hidayah, sedangkan penyitiran ayat oleh pembuat film “Fitna” keluar dari kaidah yang benar.”

Majalah ini juga menyatakan, bahwa semua masjid-masjid di Belanda terbuka lebar bagi siapa saja yang ingin mengetahui Islam, sekaligus difungsikan sebagai tempat untuk menolak tuduhan yang tidak beralasan itu, dengan cara dialog dan penjelasan yang baik.

Pada waktu yang bersamaan, sebuah LSM Arab Saudi yang bernama “Daarul Bayyinah” mengumumkan dimulainya proyek pembagian Al Qur’an edisi Bahasa Belanda secara gratis, di bawah slogan “Membela Al Qur’an, tidak dengan emosional tapi dengan bukti.”

Di Denmark juga demikian, setelah penodaan berupa karekatur Nabi saw, permintaan Al Qur’an di pasaran naik sacara drastis. Kejadian itu menggugah warga negara di sana untuk mengenal Islam.

Sabtu, 05 April 2008

Bacalah untukku, suamiku


"Suamiku tercinta ..., Sungguh rumah kita sepi dari majelis keimanan. Aku ingin engkau membacakan sebuah hadits setiap hari kepada kami dari kitab Riyaadlush Shaalihiin. Aku ingin kami bisa mendengar suara lantangmu menerangkan sirah Rasul Shallallaahu 'Alayhi Wasallam dari kitab-kitab sirah. Kapan engkau memulainya, suamiku ? Jangan katakan besok, tapi sekarang. Aku akan akan menyiapkan buku untukmu. Beri kami kesempatan untuk mendengar suaramu, menikmati duduk bersamamu, dan semua anak kita bergembira dengan sifat kebapakanmu (Rasa'il Mutabaadilah baina Zaujain, 'Abdul Maalik Al-Qaasim)

Ada fenomena yang cukup mengkhawatirkan di kalangan para Ummahat dewasa ini. Setelah menikah dan memiliki anak-anak, para Ummahat seringkali tidak sempat atau tidak diberi kesempatan untuk memperoleh ilmu syar'i yang merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Para ummahat seringkali mengeluh dengan gersangnya rumah dari limpahan cahaya ilmu dan keimanan. Banyak sebab mengapa hal itu terjadi. Padahal dulunya, ketika mereka masih gadis, mereka sangat aktif menghadiri majelis-majelis 'ilmu. Bahkan merekapun aktif berdakwah menyampaikan ilmu nya di kalangan mereka dan keluarga mereka. Keseharian mereka dulunya dipenuhi oleh lautan ilmu yang bermanfaat. Namun lihatlah, setelah berkeluarga, fenomena futur melanda mereka. Adakah yang salah dari mereka ?

Salah satu penyebab utama futurnya para Ibu / Ummahat dari majelis-majelis ilmu justeru banyak disebabkan oleh sikap dan perilaku sang suami yang tidak peduli dengan ilmu dan agama yang dimiliki isterinya. Dulu ketika akan meminang, para Ikhwan seringkali menginginkan calon isterinya adalah seorang akhwat shalihah yang aktif mengaji, bahkan kalau bisa seorang hafizhoh dan 'alimah. Setelah menikahi akhwat tersebut, sang Ikhwan yang kini menjadi suami akhwat tersebut seringkali asyik dengan dirinya sendiri, atau terlampau sibuk berdakwah kepada orang lain. Dia lupa atau mungkin enggan dan malas mengajari isterinya sendiri, karena mungkin menyangka bahwa agama isterinya telah cukup dengan ilmu yang dimilikinya. Padahal hal itu bertentangan dengan firman Allah 'Azza wa Jalla yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluargamu dari neraka yang bahan bakarnya menusia-manusia dan batu-batu" (Q.S At-Tahrim : 6).

Ayat ini secara tegas memerintahkan orang-orang yang beriman untuk menjaga diri mereka, kemudian keluarga mereka, sebelum kepada orang lain, dari dosa dan kemaksiatan kepada Allah.

Alangkah banyaknya, isteri yang ketika meninggalkan rumah orang tua menuju rumah suami merupakan wanita yang santun, pemalu, dan tekun beribadah. Namun tidak lama kemudian, ia mencampakkan rasa malu dan kesantunannya itu karena pengaruh, penyimpangan dan kebodohan suaminya (Min Akhtho'il Azwaaj, Syaikh Muhammad Ibrahim Al-Hamd).

Para suami seringkali memanjakan isterinya dengan harta benda dan membiarkan isterinya hidup dalam kemaksiatan dengan menonton TV, radio atau majalah-majalah yang mengandung kerusakan. Maka jadilah para suami mengeluh dengan perilaku isterinya yang buruk, padahal hal itu banyak disebabkan oleh sikap dan tingkah laku suaminya sendiri.

Fenomena ini tidak jarang juga terjadi di kalangan para thulabul 'ilmi (penuntut ilmu), bahkan di kalangan para da'i sekalipun. Ada seorang isteri ustadz yang mengeluh karena sang suami jarang bertemu dengan dirinya karena sangat sibuk berdakwah dan sering pergi ke luar kota. Hingga jangankan mengajari dirinya dengan ilmu yang banyak manfaatnya seperti bahasa 'Arab, Ilmu Hadits, Ulumul Qur'an dan sebagainya, bahkan untuk ilmu yang pokok-pun seperti Ilmu Tauhid dan Ibadah tak jarang sang suami melalaikan dirinya. Padahal dulunya dia mengidamkan untuk dapat diajari suaminya yang juga seorang da'i ketika mengerima pinangan dari calon suaminya tersebut. Rasulullah Shallallahu 'alayhi Wasallam kita ketahui waktunya sebagian besar dihabiskan untuk mendakwahi umatnya. Tapi hal itu tidak menjadikan Beliau terhalang dan melupakan untuk mengajari isteri-isterinya. Beliau senantiasa mengajari dan memotivasi ibadah bagi para isteri nya. Banyak tersebar riwayat bagaimana Rasulullah Shallallahu 'alayhi Wasallam mengajari isteri-isteri dan anak-anaknya.

Diriwayatkan dari 'Urwah bi Zubair yang berkata "Aku tidak melihat ada seseorang yang lebih mengerti tentang fiqih, kedokteran dan sya'ir daripada 'Aisyah Radliyallaahu 'anha" Saksikanlah wahai para suami, tidak mungkin terlahir seorang isteri yang faqih dan shalihah kecuali dari binaan-binaan yang berkesinambungan di dalam kehidupannya sehari-hari.

Jadi hendaklah para suami jangan asyik dengan dirinya sendiri. Bukankah suatu yang teramat indah manakala suami mengajak isterinya berjalan beriring bersama mendatangi majelis 'ilmu, menyimaknya bersama, dan mendiskusikan 'ilmu yang baru diperolehnya bersama setibanya di rumah. Dan bukankah suatu keindahan dan kebahagiaan yang tiada tara manakala sang suami mengajarkan isterinya tentang Ilmu syar'i di waktu-waktu yang senggang, mungkin sambil bersenda gurau diantara mereka. Membantu melepaskan kepenatan sang isteri setelah seharian penuh mengurus rumah dan anak-anaknya, dan saling memotivasi untuk ta'at dan rajin beribadah. Sungguh Allah akan semakin menanamkan rasa kasih sayang diantara keduanya. Belajar dan membaca buku sendiri tentu berbeda nuansanya dengan saling membacakan dan mengajari. Karena dengan adanya interaksi ini, maka akan tumbuh motivasi belajar dan ibadah yang jauh lebih kuat.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id Radliyallaahu 'anhuma yang berkata, Rasulullah Shallallahu 'alayhi Wasallam bersabda: "Jika seorang suami bangun di malam hari, membangunkan isterinya, kemudian keduanya shalat dua raka'at, maka keduanya ditulis dalam golongan laki-laki dan wanita yang banyak berdzikir kepada Allah" (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahiihul Jami')

Dengan demikian, maka dengarkanlah para Suami yang mengharapkan ridla dan karunia Allah berupa isteri-isteri yang shalihah. Jangan pernah biarkan isteri-isterimu terkurung dalam kebodohan dan terkungkung dalam kejumudan di rumah-rumahmu. Ajarkanlah mereka tentang agama ini dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.

Berikanlah kesempatan pada isteri-isterimu untuk mereguk 'Ilmu yang bermanfaat sebanyak-banyaknya, karena Nabi Shallallahu 'alayhi Wasallam bersabda: "Barangsiapa yang dikehendaki suatu kebaikan dari Allah, maka Allah akan memahamkan dirinya tentang Agama (Tafaqquh Fiddiin)" (HR. Bukhari dan Muslim).

Sisihkan sebagian hartamu untuk membelikan buku, kaset dan video ceramah yang bermanfaat dari para 'ustadz dan 'ulama untuk didengar dan ditonton oleh isterimu. Serta jauhkan para isterimu dari hal-hal yang melalaikan dirinya selama di rumah. Semoga Allah memudahkan urusan ini bagi kita semua.

Wallaahul Musta'an. (Disadur dari kutaib "Asykuu ilayka Zauji" karya Syaikh 'Ishom bin Muhammad Asy-Syarif)

Jumat, 21 Maret 2008

Suara Qur'an


Ahmad dapat menunaikan haji selepas bertahun-tahun bersusah payah menabung dalam Tabung Haji. Sewaktu di Makkah, sedang Ahmad beribadat di depan Kaabah, tiba-tiba dia mendengar suara orang membaca kitab suci al-Quran, dengan suara merdu di situ.

Ahmad tercengang kerana ada suara sedangkan pembacanya tidak kelihatan. Dia berfikir, mungkin yang membaca itu malaikat suruhan dan utusan Allah untuk memberkati Baitullah dan Masjidilharam.

Ayat-Ayat Cinta


Ini adalah kisah cinta. Tapi bukan cuma sekedar kisah cinta yang biasa. Ini tentang bagaimana menghadapi turun-naiknya persoalan hidup dengan cara Islam. Fahri bin Abdullah adalah pelajar Indonesia yang berusaha menggapai gelar masternya di Al Azhar. Berjibaku dengan panas-debu Mesir. Berkutat dengan berbagai macam target dan kesederhanaan hidup. Bertahan dengan menjadi penerjemah buku-buku agama. Semua target dijalani Fahri dengan penuh antusiasme kecuali satu: menikah.

Kenapa? Karena Fahri adalah laki-laki taat yang begitu ‘lurus’. Dia tidak mengenal pacaran sebelum menikah. Dia kurang artikulatif saat berhadapan dengan mahluk bernama perempuan. Hanya ada sedikit perempuan yang dekat dengannya selama ini. Neneknya, Ibunya dan saudara perempuannya.